Rabu

Kecurangan Sinar Laser Malaysia, Kali ini Timnas Indonesia jadi Korban

 

Apa yang dikuatirkan akhirnya terjadi juga. Bukan hanya Vietnam yang jadi korban kecurangan penonton atau suporter Malaysia namun juga Indonesia. setelah protes keras pernah dilancarkan Vietnam, namun tidak digubris. setelah itu terjadi lagi pada timnas Indonesia. Kiper dan Pemain Indonesia terus menerus mendapat sorotan sinar laser  sepanjang permainan.

Hal ini terlihat jelas sinar laser sering menerpa pemain atau kiper timnas Indonesia saat akan beraksi. Bisa dibilang suatu bentuk intimidasi dan dalam olah raga intimidasi termasuk tindakan tidak fairplay.Jika kemudian bisa berdalih bahwa tuduhan itu dilakukan oleh pihak lawan. Rasanya sangat tidak masuk akal.  Apalagi itu terjadi pada peristiwa, yaitu saat bertemu dengan Vietnam dan juga Indonesia. Jelas sudah bahwa suporter yang melakukan adalah suporter Malaysia adalah sangat idak masuk akal bahwa suporter Vietnam dan juga suporter Indonesia melakukan tindakan yang merugikan timnasnya sendiri. Mungkin kita masih berbangga dengan pemain kita bahwa timnas tidak melakukan walk out seperti pernah dilontarkan sebelumnya bahwa jika ada sinar laser timnas akan walkout. 

Yang jadi persoalan di sini, jelas bahwa penyelanggara Malaysia tidak profesional. untuk setingkat negara, protes pertama yang disampaikan timnas Vietnam semestinya dilakukan perbaikan. namun saat bertemu Indonesia, kesalahan sama terjadi lagi. 

Yang jadi pertanyaan jika tidak ada tindakan itu bisa ditafsirkan panitia memang sengaja membiarkan kecurangan itu terjadi. dan jika sudah demikian, artinya perlu ada semacam kesepakatan bersama regional atau bahkan internasional, sehingga yang terjadi demikian, jika tidak dilakukan tindakan tegas, akan berakibat semangat sepakbola fairplay  yang selama ini dibangga-banggakan telah luntur.

Dalam suatu prinsip umum atau berlaku secara universal, bahwa suatu kesalahan mesti akan mendapatkan konsekuensi hukuman. dan jika berlangsung, tentunya semangat fairplay yang selama ini dibangun tidak berarti sama sekali.
saya rasa kedewasaan penonton di Malaysia terbukti bertolak belakang dengan semangat religius yang selama ini memang menjadi slogan mereka selama ini. dan bisa jadi semangat olah raga untuk menyatukan semangat kebersamaan dalam perbedaan jauh dari standar universal yang selama ini ada.
Karena itu, satu hal pasti bahwa akan muncul ketidakpercayaan masyarakat internasional terhadap penonton atau suporter internasional terhadap penyelenggaraan even-even olah raga jika dilangsungkan di Malaysia.


secara tersirat, penonton di Malaysia mencoba menunjukkan pada dunia bahwa kecurangan itu adalah hak kami karena tempat kami. sesuka hati kami lakukan. tidak ada yang melarang  kami untuk berhak melakukan kecurangan secara tidak langsung di tempat kami agar setiap even olah raga dimenangkan, sekalipun dengan kecurangan tidak langsung.


Kecurangan langsung tidak bisa kami lakukan. tapi kecurangan tidak langsung bisa kami lakukan. dan tentunya, akan muncul efek beruntun yang memang harus diterima Malaysia nantinya, bukan saja di tingkat regional tapi juga internasional. Ketidakpercayaan terhadap penyelanggaraan olah raga jika dilangsungkan di Malaysia.
jika FIFA tidak melakukan hukuman atas tindakan tidak fairplay Malaysia  terhadap Indonesia dan Vietnam saat ajang AFF ini, tentunya akan menjadi semacam batu sandungan FIFA ke depan.  kenapa demikian, karena nantinya akan muncul efek domino. bahwa teknik curang dengan sinar laser  nantinya akan ditiru oleh banyak negara-negara yang bernaung di bawah FIFA.
Kecurangan yang dilakukan supporter Malaysia sangat tidak patut di tiru,  karena nantinya akan banyak Negara lain yang menirukan teknik curang melalui suporternya dengan mengintimidasi pemain lain melalui sinar laser.
 Sportifitas merupakan hal utama dan terpenting dalam suatu pertandingan. Dengan melakukan kecurangan berarti sudah menodai permainan. Kemengan yang didapatpun bukan merupakan kemenangan yang pure atau murni.
Mungkin Malaysia hanya butuh kemenangan secara curang dan tidak butuh fairplay.
Berbeda dengan Indonesia yang bermain secara fair dan supportif dan kalah dengan terhormat.

0 komentar: