Senin

Andy Gray di Pecat dari Sky Sport Karena Melecehkan Wasit Wanita


Sepakbola sekarang bukan lagi olahraga untuk para pria, para wanita pun tidak ketinggalan ingin ikut berpartisipasi dalam persepak bolaan. Tak hanya muncul sepakbola wanita, kini wasit dari kaum hawa pun memimpin berbagai liga internasional.
Sejak lama olahraga sepakbola begitu erat dikaitkan dengan gender tertentu yaitu pria. Hal itu tak lepas dari tingginya tingkat persaingan, permainan keras, dan sikap emosional yang kerap kali membumbui jalannya pertandingan.
Situasi itu jelas berbeda dengan sikap wanita pada umumnya yang identik dengan sikap ramah dan lemah lembut.
Selain itu dari segi jumlah organ intim, tubuh wanita dianggap lebih banyak dibandingkan pria, hal itu menjadi pertimbangan tertentu saat memberi kesempatan bagi seorang wanita memimpin jalannya pertandingan di tengah para pemain pria.
Pasalnya olahraga sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang mengutamakan body contact. Kondisi itu tak ayal kian meminggirkan wanita dalam kancah pesepakbolaa internasional.
Akan tetapi, masa-masa itu telah berlalu karena kini sepakbola mulai ramah dengan kaum hawa. Situasi ini ditandai pada 1991 ketika untuk pertama kalinya Piala Dunia sepakbola wanita digulirkan. Ajang ini sekaligus menjadi tonggak awal keberadaaan wanita dalam kancah pesepakbolaan internasional.
Seiring berjalannya waktu, wanita tidak hanya menjadi pemain melainkan menjadi pemimpin pertandingan di dalam lapangan alias wasit. Kiprah itu dicatatkan untuk pertama kali oleh Wendy Toms saat terpilih menjadi hakim garis dalam pertandingan di Liga Inggris pada awal 1990an silam.
Akan tetapi untuk urusan wanita sebagai wasit utama, jawabannya akan merujuk kepada Amy Fearn saat ia memimpin jalannya pertandingan Coventry City kontra Nottingham Forest di ajang kompetisi Divisi Championships, Inggris.
Terpilihnya Fearn sebagai wasit wanita pertama yang memimpin jalannya pertandingan cukup menarik, karena ia baru terpilih pada menit ke-70 ketika wasit utama Tony Bates cedera betis.
Kendati hanya berlabel sebagai wasit cadangan, nyatanya Fearn mampu menjalankan tugasnya dengan baik ketika memimpin jalannya pertandingan hingga selesai tanpa masalah.
Kesempatan yang diperoleh Fearn kemudian menginspirasi wasit wanita di belahan dunia lainnya. Salah satunya ialah Estela Alvarez. Nama Alvarez terpilih sebagai wasit yang memimpin jalannya liga Argentina.
Karier pertama Alvarez sebagai wasit utama saat ia memimpin pertandingan San Martin de San Juan melawan Comision de Actividades Infantiles di kompetisi Primera B Nacional.
Selain Fearn dan Alvarez, masih ada banyak wanita-wanita lainnya yang juga mulai menjajal menjadi wasit di pesepakbolaan internasional, baik sebagai wasit utama maupun asisten wasit.
Meski mulai membumi, tapi kejadian ‘nakal’ masih seringkali menghampiri wasit wanita. Sebuah pemandangan langka dan menarik, pertandingan sepakbola dipimpin oleh wasit wanita. Apalagi, jika pada pertandingan itu terjadi insiden antara sang wasit dan pemain pria.
Seperti insiden yang terjadi dalam laga Divisi 2 Liga Jerman (Bundesliga 2) antara Hertha Berlin melawan Alemannia Aachen. Gelandang Hertha, Peter Niemeyer memegang payudara wasit wanita, meski itu dilakukannya tanpa sengaja.
Pada menit 55 pertandingan itu, Niemeyer sambil berjalan ke belakang coba menepuk bahu wasit Bibiana Steinhaus tanpa melihat. Tapi, yang terkena justru payudara kiri sang wasit.
“Saya pernah mengalami ‘kecelakaan’ seperti ini. Bahkan, payudara saya sempat dipegang dengan dua tangan. Saat itu, saya masih berusia 16 dan aktif bermain bola (melawan pemain pria),” kata Bibiana yang kini berusia 31 seperti dilansir The Big Lead.
“Seketika, saya hanya malu dan kaget saja. Saya tahu, itu terjadi tanpa sengaja,” lanjutnya.
Bibiana terlihat hanya tersenyum kepada Niemeyer. Sang pemain yang menyadari tangannya salah sentuh pun langsung mengucapkan permintaan maaf.
Namun ada juga yang kena batunya karena meremehkan wasit wanita. Komentator kenamaan Sky Sports Andy Gray harus kehilangan pekerjaannya setelah mengejek asisten wasit wanita yang memimpin laga Liga Premier akhir pekan lalu
Gray bersama presenter Richard Keys kedapatan mengolok-olok wasit wanita bernama Sian Massey. Keduanya kedapatan meledek mempertanyakan apakah Massey tahu aturan off-side.
Massey, 25 tahun, menjadi asisten wasit dalam pertandingan Wolverhampton Wanderers melawan Liverpool di arena Liga Premier akhir pekan lalu. Kepemimpinan Massey sendiri mendapat banyak pujian terutama keputusannya yang tepat atas gol pertama Liverpool.
Kejadian ini harus dibayar mahal oleh Gray. Sky Sports memutuskan untuk memecatnya meski sebenarnya Gray sudah meminta maaf dan menyatakan kejadian tersebut sebagai kecelakaan karena mengira mikrofon sudah dimatikan.

Saya meminta maaf  atas ucapan saya dan serangan terhadap mereka. Seharusnya saya tidak melakukan hal itu," kata  Keys dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan Sky.  "Saya telah berpikir keras sebelum mengambil keputusan ini. Sulit sekali melanjutkan pekerjaan ini tanpa Andy (Gray). Saya bangga dengan apa yang telah saya lakukan bersama Sky Sports dan berharap mereka dapat terus sukses."'
Sky mengatakan pengunduran diri ini segara diterima. "Sayang sekali, karir Richard (Keys) di Sky harus berakhir seperti ini," kata Barney Francis dari Sky Sports.  "Namun Richard telah mengakui komentarnya pada akhir pekan lalu tidak dapat dibenarkan dan ia telah meminta maaf. Kami berterimakasih atas jasanya membuat Sky Sports seperti sekarang ini."
Keys telah bekerjasama dengan Gray sejak 1992. ia juga pernah bekerja untuk media AS, Fox Sports dan jaringan media Al-Jazeera.
Sky Sports hari ini memutus kontrak dengan Andy Gray. Keputusan ini diambil sebagai respon dari bukti baru yang tidak dapat diterima dan kelakuan yang menyerang,” demikian pernyataan resmi Sky Sports.
Gray merupakan salah satu komentator legendaris Sky Sports. Mantan pemain Everton itu sudah menjadi komentator sejak Sky Sports mendapatkan hak siar Liga Premier pada tahun 1992 dan dikabarkan mendapat bayaran 1,7 juta pounds per tahun.
 Merambah ASIA
Tak hanya mulai ngetren di liga-liga barat, wasit wanita asal ASIA juga mulai berkibar namanya. Dua wasit wanita asal Vietnam akan ambil bagian dalam memimpin pertandingan sepak bola wanita Pra-Olimpiade London 2012. Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) mengumumkan bahwa Mai Hoang Trang (Ho Chi Minh City) dan asisten wasit Kieu Thi Thuy (Hanoi) akan bertugas di pertandingan kualifikasi Olimpiade tersebut. demikian dikutip dari situs resmi AFF, Jumat.
Trang dan Thuy sudah memiliki sertifikat FIFA sejak 2007. Vietnam memiliki tiga wasit wanita berakreditasi FIFA dan dua asisten wasit FIFA. Tahun 2010, FIFA memanggil empat wasit pria - Vo Minh Tri, Phung Dinh Dung, Nguyen Ngoc Ha and Nguyen Hoang Minh - untuk bertugas pada dua pertandingan kualifikasi. VFF juga mengajukan Vo Quang Vinh (Khanh Hoa) dan Hoang Anh Tuan (Hanoi) kepada FIFA untuk disetujui pada tahun 2011.
Regulasi FIFA menyatakan bahwa negara-negara anggota harus mencalonkan sebanyak 20 wasit pria sebagai wasit dan hakim garis yang memenuhi syarat setiap tahunnya. Namun, Veitnam saat ini tidak memilikinya.
Setelah skandal pengaturan skor pertandingan yang menguncang Vietnam terungkap pada 2007, sekitar 40 wasit dan ofisial diberhentikan karena menunggu penyelidikan pihak Kepolisian.

Sementara PSSI akan menggunakan bantuan wasit asing dalam memimpin pertandingan Liga Super Indonesia (ISL) 2010/2011. Tiga negara telah diminta bantuannya untuk menyalurkan wasit ke Indonesia. Australia salah satu yang akan diminta bantuannya oleh PSSI. Negeri Kanguru ini juga disebut-sebut menjadi penyokong wasit untuk Liga Primer Indonesia.ins

Perempuan-perempuan yang pernah berkiprah sebagai wasit:
1. Liga Inggris (Divisi Championships)
Amy Fearn saat memimpin jalannya pertandingan Coventry City vs Nottingham Forest
2. Liga Argentina (Primera B)
Estela Alvarez. Alvarez menjadi wasit pertama di liga Argentina setelah terpilih memimpin pertandingan San Martin de San Juan vs Comision de Actividades Infantiles
3. Liga Jerman (Divisi 2)
Bibiana Steinhaus. Nama Steinhaus sebagai wasit wanita mencuat menyusul pemberitaan saat salah satu organ intimnya tersentuh tanpa sengaja oleh bek Hertha Berlin Pieter Niemeyer saat ia memimpin pertandingan Hertha Berlin vs Alemannia Aachen.
4. Liga Peru
Silvia Reyes. Sebagai pengadil lapangan yang berasal dari kalangan wanita, Reyes sempat mendapatkan tindakan diskriminasi saat striker San martin Leguizamon menghinanya dengan aksen berbau seks selepas dikartu merah Reyes pada pertandingan Deportivo San Martin vs Alianza Atletico.
5. Liga Meksiko
Virginia Tovar. Debut Tovar sebagai pemimpin pertandingan cukup kontroversi, karena ia mengganjar dua kartu merah saat ia memimpin pertandingan Irapuato vs America.
6. Liga Inggris (Liga Premier)
Sian Massey. Untuk yang satu ini, nama Massey belakangan tengah hangat diperbincangkan kala ia diejek oleh dua komentator SkySports kala ia menjadi hakim garis saat pertandingan Wolverhamton vs Liverpool.

0 komentar: